Kamis, 24 Januari 2013

Merindu Air Mata




Dari Abû Hurairah ra., ia berkata; Rasulullah saw. Bersabda : Ada tujuh golongan yang Allah akan menaunginya pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. …. Orang yang mengingat Allah ketika sendirian sehingga bercucuran air matanya.
(H.R. Mutafaq `alaih)
Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi untuk membersikan mata. Kata lakrimasi juga dapat digunakan merujuk pada menangis. Emosi yang kuat juga dapat menyebabkan menangis, meskipun kebanyakan mamalia darat memiliki system lakrimasi untuk membiarkan mata mereka basah, manusia adalah mamalia satu-satunya yang memiliki emosi air mata.
Ketika kita merasakan kerinduan terhadap ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang mungkin berada jauh dengan kita atau ketika kita merindukan sesuatu yang sangat kita inginkan, pergi ke suatu tempat yang sangat didambakan misalnya, yang karena semua itu bisa membuat kita menangis maka air mata itu keluar karena jelas dia sedang merindu. Inilah yang disebut emosi air mata. Lalu, bagaimana jika keadaannya dibalik, kita justru merindukan sebuah tetesan air mata yang lama tidak menetes lagi. Bagaimana seseorang bisa merindukan sebuah air mata?
Sebuah kisah datang dari seorang wanita yang sungguh-sungguh telah kehilangan air matanya. Entah sejak kapan ia tidak pernah merasakan lagi tangis meski ia dalam keadaan bersedih sekalipun. Ia tersiksa, sangat tersiksa dan sangat merindukan air mata itu datang. Ketika sedang memohon berdo’a kepada Sang MahaPemberi Hidup sekalipun ia merasa kesulitan mengeluarkan air mata itu.
Air mata yang digunakan untuk mengekspresikan, meluapkandan menumpahkan segala perasaan tak juga kunjung datang. Sungguh, wanita itu sangat peka hingga ia bisa merasakan betapa keras hatinya bahkan ketika sedang berdoa dan berkhalwat dengan Sang Maha Pemberi air mata namun air matanya tak keluar setetes pun. Keadaan ini sangat jarang ditemui, atau mungkin tidak pernah ada kecuali wanita yang dikisahkan tadi. Kepekaan ini berarti anugerah karena ia menyadari betapa berharganya air mata itu, air mata yang bisa menjadi jalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dari Anas ra.bahwa Nabi saw ia bersabda: Barangsiapa mengingat Allah kemudian keluar air matanya karena takut kepada Allah hingga bercucuran jatuh ketanah, maka dia tidak akan disiksa di hari kiamat kelak. (HR. al-Hâkimdalam kitab Shahih-nya, disetujui oleh adz-Dzahabi)
Air mata memang identik dengan kaum hawa, dengan perasaan halusnya kaum hawa dengan sangat mudahnya mengeluarkan air mata ketika ia sedang merasakan bahagia, sedih dan bahkan ketika mendengar sebuah cerita. Tetapi Allah menciptakan air mata tidak hanya untuk kaum hawa. Kaum adam pun juga memiliki air mata ini. Namun terkadang kaum adam menganggap air mata itu merupakan suatu hal yang pantang keluar dari matanya. Menganggap dirinya telah menjadi makhluk yang lemah apabila air mata keluar dari pelupuk matanya. Mengapa begitu? Padahal Rasulullah sendiri tidak pernah pantang terhadap air mata.
Dari Anas ra., ia berkata; Rasulullah saw. Pernah berkhutbah dengan khutbah yang selama aku hidup tidak pernah mendengarnya. Rasulullah saw. bersabda: Andai kata kalian mengetahui apa-apa yang aku ketahui, maka niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kemudian sahabat menutupi wajah mereka dan menangis tersedu-sedu. (Mutafaq `alaih)
Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata; telah bersabda Nabi saw. kepadaku: Dari Anas ra., ia berkata; Rasulullah saw. Pernah berkhutbah dengan khutbah yang selama aku hidup tidakpernahmendengarnya. Rasulullah saw. bersabda: Andaikata kalian mengetahuiapa-apa yang aku ketahui, maka niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kemudian sahabat menutupi wajah mereka dan menangis tersedu-sedu. (Mutafaq `alaih)
“kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. an-Nisa [4]: 41). Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Cukup sampai di sini.” Aku menoleh kepada Rasul saw., ternyata kedua matanya mengucurkan air mata. (Mutafaq `alaih).
Seseorang menangis atau sesering apa ia menangis bukan berarti ia lemah, justru karena air mata itu yang menjadikan kekuatan bagi dirinya. Air mata bukanlah tanda sebuah kelemahan, tetapi air mata juga biasa menjadi tanda bahwa hatinya masihpeka. Hati yang bisa merasakan nikmat dan karunia Allah. Air mata kekuatan dari Sang Pencipta dan merupakan salah satu jalan untuk meraih keridhaan-Nya. Maka menangislah, karena air mata itu telah diciptakan Allah untuk melegakan, melepas sedih dan membuat perasaan seseorang jauh lebih baik serta membawa ketenangan. Karena pada dasarnya menangis membantu menyingkirkan kimiawi stress dalam tubuh.

Al Mahfudz 

6.59


Tidak ada komentar:

Posting Komentar